Thursday, September 1, 2016

Pejabatku Bangsat, Pejabatku Penghianat Rakyat

Pejabatku Bangsat, Pejabatku Penghianat Rakyat , Nyocol Mangap , Nyocol Mendem, Nyocol Lirak Lirik, Nyalip Masuk Saku, seperti hewan najis yang lagi di tunggu sebuah hantaman, mungkin hanya kata tersebut yang pantas disematkan untuk seorang Koruptor Keji. Kelakuan manusia sekarang yang sudah mempunyai jabatan yang cukup tinggi merasa banyak kuasa, merasa dirinya paling jumawa, merasa bahwa tahtanya berada di level paling atas, segala apapun yang akan dilakukannya tak perlu menyakan sesuatunya lagi, asalkan dia suka, semuanya harus bisa dia miliki dan harus dia rasakan, karena katanya orang seperti beliau tak perlu bertanya apa - apa lagi jika ingin bertindak sesuatu, Bagaimana dia bisa takut dengan apa yang telah dilakukannya, jika gelimpahan uang masih menyelimuti kehidupannya, jaman sekarang apa - apa bisa dibeli dengan uang, baik harga diri ataupun yang lainnya.

Segala bentuk apapun dia makan , tidak ada yang berani melarang ataupun memerintahnya, semuanya pada takut akan kekuasaannya, segala macam apapun dia ambil tidak ada yang mampu mencegal yang ada mereka hanya menggigil ketakutan, takut akan pemecatan yang akan diterimanya, maka dengan ini mereka yang menyaksikan pun hanya bisa terdiam, Sekarang kita lari pada kehidupan rakyat kecil yang hanya mengenal sekepal nasi, yang itu juga bisa ditemukan antara jarak jam dan hari yang cukup jauh dan hanya berLauk kan kacang buncis, para koruptor tertawa dengan kelimpahan hartanya, yang semakin hari semakin menumpuk kekayaannya, namun mempunyai sifat yang kurang baik dan tentunya kikir, segala sesuatunya menginginkan hal yang sangat besar, Kebun, Gunung, Kali Laut Sawah bahkan darah orang lainpun bisa dia makan.

Pejabatku Bangsat, Pejabatku Penghianat Rakyat

Mungkin yang terlintas di fikiran para pejabatku, selagi masih mempunyai kesempatan, selagi masih berkuasa dan mempunyai jabatan tinggi dia bisa berbuat semaunya, tak peduli dengan apa yang telah diperbuatnya yang mana perbuatannya tersebut sudah membuat rakyat kecil semakin menjadi sengsara. Disisi lain rakyat kecil yang miskin , meskipun menjalani hidup dalam kesengsaraan mereka masih bisa berfikir jernih untuk melakukan sesuatu hal yang berbau korupsi atau mencolong hak orang lain, yang kaya memang mempunyai segalanya, cuma hasil dari mencuri uang negara yang tak mempunyai rasa malu dengan gagahnya mereka bisa hadir setiap hari bahkan setiap saat di media online, yang kecil melarat, yang kecil menjerit masih banyak yang mau sholat, masih takut untuk berbuat maksiat, namun yang gede seperti konglomerat sudah banyak yang menjadi b*angsat, imannya rapuh moral pun semakin menjadi bejad

Gerah dengan segala krisis moneter, rupiah pun menjadi teler dengan keadaan dollar, yang kecil semakin menjerit seperti ikan mujair yang kekringan, disana yang mempunyai banyak uang di bank, dengan mudahnya mempangun gudang, banyak sekali oknum nakal didalamnya, dengan senangnya  dan dengan asyiknya mereka berlomba - lomba untuk menimbun barang.
Sembako, mana Sembako. . ! Pada kemana sembako ini, sembako makin tak jelas arah jalannya yang mungkin nyasar ke suatu gudang penimbunan, orang kecil diibaratkan seekor semut, yang bentar - bentar keinjak, ya sudah yang sabar, yang ikhlas jangan sampai mau menggigit, yang lebih penting semakin dekatlah kita pada yang ilahi, kita harus ingat jika kehidupan itu memang berputar, siapa tahun besok atau lusa kita bisa berada diatas, tapi yang paling utama kita harus ingat, jika kita sudah mencapai puncaknya, jangan seperti beliau - beliau yang kehilangan akal fikiran

Lah, cukup sekian saja dari saya, jika saya memang berbicara apa adanya, ya saya minta maaf karena saya tidak  pernah sekolah sampai jenjang tinggi, itu juga bukan karena saya tidak mau sekolah, tapi kan sekolah sekarang itu apa - apa harus pake pulus bung. Pake duit bray. . .  pake duit bukan pakai daun, makanya dijaman modern ini banyak yang me nomor duakan masalah otak dan pengetahuannya, soalnya untuk masalah nilai ataupun prestasi bisa diatur dengan mengalirnya dana. itu juga menurut berita yang tersebar aja, saya hanya sebatas meneruskan.
Jika memang kalau isu itu benar adanya, hmmm pantas saja sekarang banyak orang yang mempunyai gelar sarjana, namun hanya sebatas nama saja, tapi otaknya...... haddeuuhhhh ( ini fakta dan realita loh bukan hanya isu ) maaf.!!!

Namun terlepas dari itu semua, biarlah mereka berjalan dijalannya sendiri, sing penting kita atur dan perbaiki diri kita terlebih dahulu lah bray, toh masih banyak banget hal - hal yang harus kita perbaiki di diri kita juga, namun ini hanya sekedar goyonan saja, yang semata - mata mengingatkan saja orang yang bersangkutan. dan maaf ni jangan sampai sanpean tersinggung ya dengan omongan saya, kalo sampean tersinggung berarti bener dong kalo anda itu . . . . . !

=============================

ENGLISH VERSION

MY OFFICIAL Bastard, MY OFFICIAL traitors People

My Official Bastard, My Official traitors People , Nyocol Mangap, Nyocol Mendem, Nyocol Lirak Lyrics, Nyalip Sign Saku, such as unclean animals are again waiting for a blow, perhaps only the appropriate word pinned to a Corruptor Vile. Human behavior now already have a high ranking official to feel a lot of power, felt himself most jumawa, felt that his throne was in top level, whatever employment he will do not need menyakan things again, as long as he likes, it must be him have and should he feels, because he said people like him do not need to ask what - what more if it wants to act something, How can he be afraid of what he has done, if gelimpahan money still surrounds his life, today what - what can be bought with money, good self-esteem or other.

All forms of whatever he ate, no one dared to forbid or command him, all the fear of his power, all kinds of whatever he was taking nothing could mencegal there they were just shaking with fear, fear of dismissal that will be received, it is hereby those who witnessed could only be silent, now we run on the lives of ordinary people who only know a handful of rice, which was also to be found between the distance the hours and days are far enough and only berlauk the beans, the corrupt laugh with the abundance of his property, which is increasingly accumulate wealth, but has properties that are less good and certainly a miser, everything wants something very large, Gardens, Mountains, Sea Kali Sawah blood even another party she could eat.

Maybe that comes to the minds of pejabatku, while they have the opportunity, while still in power and have a high office he could do as they please, no matter what he has done that which his actions are already making small people increasingly become miserable. On the other hand the little people who are poor, despite living in misery they are still able to think clearly to do anything that smells of corruption or steal other people's rights, the rich do have everything, just the result of stealing state funds that have no shame with stout them can be present every day even at any time in online media, a small impoverished, tiny scream still many who want to pray, they are afraid to commit adultery, but is big as conglomerates have many who are b * angsat, faith fragile morale are increasingly becoming bejad

Frustrated with all the monetary crisis, the rupiah had become intoxicated with the state of the dollar, the smaller the scream like tilapia fish that kekringan, there are having a lot of money in the bank, easily mempangun warehouse, a lot of unscrupulous rogue therein, happily and animatedly they race - the race to hoard goods.
Grocery, where groceries. , ! On where basic food, the staple food is becoming less clear direction way that might stray into a warehouse hoarding, the little guy is like an ant, that moment - a moment keinjak, so be patient, willing not to want to bite, the more important the closer we are to the divine, we have to remember when life was indeed playing, who in a day or two we can be on top, but the main thing we have to remember, if we have peaked, do not like him - he who loses reasonable minds

Lah, enough of it from me, if I was outspoken, so I'm sorry I never went to school up to higher levels of education, it is not because I do not go to school, but the school now that what - what have to use Paul's bung. Pake money bray. , , use the money instead to use the leaves, so the modern age the number duakan me many brain problems and knowledge, because to issue grades or achievement can be regulated by the flow of funds. It also wrote according to news spread, I was limited to forwarding.
If indeed if the issue is true, hmmm wonder now many people who have a college degree, but merely in name only, but his brain ...... haddeuuhhhh (this is a fact and reality is not just an issue loh) sorry. !!!

But despite it all, let them walk dijalannya own, sing importantly we adjust and fix ourselves first was bray, yet still loads of things - things that we must improve in ourselves as well, but this is just goyonan course, the mere - eyes remind any person concerned. and sorry ni ya do not get offended sanpean with my spiel, if sampean offense meant Ko dong if you were. , , , , !

No comments:

Post a Comment