Belajar Mendengar untuk Sebuah Keharmonisan , Mendengarkan terkadang memang bukanlah hal yang bisa setiap orang lakukan, ada beberapa tipical orang yang memang tidak bisa mendengarkan apa yang disampaikan oleh seseorang, faktor ini jelas sangat kita pecahkan dengan sangat mudah, alsan yang paling mendasar adalah karena strata atau status dari seseorang yang menjadi pembicara. Contohnya jika memang seorang yang sangat sederhana mencoba memberikan sebuah masukan ataupun hanya sebuah saran kepada seorang pejabat misalnya, maka 80 % si pejabat tersebut tidak akan bisa menerimanya dengan baik, dikarenakan sipejabat merasa jika ilmu dan jabatan dia lebih tinggi dari si pembicara itu.
Kesalahan yang mendasar dari seorang pejabat itu adalah, tidak mencoba dulu mendengarkan dan memikirkan tentang apa yang telah diucapkan oleh si pembicara tadi, terlebih si pejabat tersebut memang belum mengetahui siapa jati diri dari si pembicara itu tadi. Kemungkinan saja bisa terjadi bahwa pengalaman dan ilmu dari si pembicara tadi bisa melebihi pengetahuan dan pengalaman dari si pejabat tadi. Apapun di dunia ini masih mungkin sangat terjadi, meskipun memang tidak bisa dipecahkan oleh akal sehat manusia pada umumnya.
Sperti pada satu kisah berikut ini yang memang menjelaskan arti kata dari mendengarkan yang sesungguhnya, dimana kejadian ini dialami oleh seorang anak dan ibunya disebuah rumah sederhana yang terletak di suatu perkampungan yang cukup kumuh.
Pembicaran antara seorang ibu dan anak ini terjadi ketika ibunya sedang mengalami sakit yang cukup serius, Sebelumnya anak ini memang dikenal sebagai anak yang baik dan memang mempunyai jiwa kepemimpinan yang cukup bisa diandalkan oleh orang tuanya, meskipun mempunyai latar pendidikan yang kurang baik tapi kemampuan dan olah skil pemikirannya, anak ini tergolong kedalam anak yang cukup cerdas. Suatu hari anak itu sedang melangsungkan aktivitas kerjaannya seperti biasa yang memang anak ini berprofesi sebagai kuli panggul dipasar. Hanya dengan kerja inilah si anak bisa menghidupi keluarganya, dimana keluarga yang tersisa hanya tinggal ibunya saja, ketika si anak sedang asyik bekerja, datanglah seorang tetangganya yang menyusul dan memberitahukan bahwa penyakit ibunya kambuh lagi dan mengharuskan si anak tersebut harus pulang dan absen dari rutinitasnya, dengan hati yang gelisah si anak minta izin pulang kepada bos nya untuk absen tidak masuk kerja pada hari itu meksipun ia sudah bekerja selama setengah hari, dan si bos nya pun nampaknya mengijinkan si anak ini untuk izin pada hari itu.
Sebenarnya selain menjadi kuli panggul dipasar, si anak ini juga mempunyai profesi lain sebagai tukang antar buah pesanan orang, sebelum dia pulang ke rumahnya dia mampir dulu ke kios buah yang memang menjadi tempat kerja sampingannya, sesampianya di kios buah itu si anak ini pun disuruh untuk mengantarkan pesanan buah apel kepada si pembeli, seperti biasanya si anak ini pun bersedia untuk mengantarnya meskipun si anak itu harus pulang terlebih dahulu untuk melihat kondisi ibunya. Sebelum si anak itu pergi dari kios, dia sempat membeli 2 biji buah apel karena dia ingin sekali mencicipi buah tesebut.
Sesampainya dirumah, anak ini pun langsung menghampiri ibunya yang sudah terbaring lemas, sontak si anak langsung menawarkan air kepada ibunya, namun apa daya nya si air yang dimaksudkan pun memang sudah habis dan sama sekali tidak terdapat air minum dirumah itu. Dengan rasa sedih anak itu menghampiri ibunya, dan sontak ia berkata
" Bu persedian air minum kita sudah habis dan tidak tersisa "
Ibu : " Gpp, nak ibu masih belum terlalu haus "
Anak :" Tapi Bu...!"
Ibu : " Sudah nak, kamu pulang saja ibu sudah bahagia., Ngomong - ngomong kamu bawa apa itu nak di plastik"
Anak :" oh iya bu, ini saya disuruh untuk mengantarkan pesanan buah apel.!
Ibu :" Lantas itu apa yang saku kantong kamu, nak!
Anak : " Oh ini, buah apel juga bu, tadi saya beli dua biji.
Anak : " Oh ini, buah apel juga bu, tadi saya beli dua biji.
Ibu : oh begitu nak, Sekarang ibu mulai haus sekali nak,! Nak?
Anak :" Iya, Bu
Ibu : " apa yang akan kamu lakukan dengan dua buah apel tersebut, sesangkan persedian air minum kita udah habis.
Anak:" saya akan menggigit kedua apel ini bu !
dengan sedikit terkejut, ibu anak itu merasa kecewa dengan jawaban anaknya, yang mana ibunya tersebut menginginkan jawaban lain. Lantai si ibu pun tidak langsung menilai anaknya sudah berlaku buruk kepada ibunya. kemudian si ibu bertanya lagi "
Ibu:" apa yang jadi alsan kamu untuk menggigit kedua buah apel tersebut, nak ?
Si anak tersebut diam sekejap dan menebarkan semyum kepada ibunya, dan si anak itu berkata
Anak :" saya menggigit kedua buah apel ini, dengan alasan agar saya tau buah apel mana yang lebih manis, dan apel manis itulah yang akan saya kasihkan ke ibu, karena saya tidak mau memberikan buah apel yang tidak manis untuk ibu.
Dengan air mata mengalir, ibu anak itu langsung memeluk anaknya dengan sangat erat dan tanpa hentinya berterima kasih kepada anaknya, dan begituga dengan si anak yang berulang - ulang mengucapkan kata terima kasih kepada ibunya.
KESIMPULAN YANG DIDAPAT
Terkadang, dalam keluarga dekat/harmonis pun, bisa muncul kesalahpahaman. Untuk itu, yang kita perlukan adalah kesabaran dan kemauan untuk mendengar secara tuntas penjelasan dari orang-orang yang kita kasihi.
============================
ENGLISH VERSION
Learning Hearing for a Harmony
Learning Hearing for a harmony , Listen sometimes it is not something that can each person do, there are some tipical those who can not listen to what is submitted by a person, this factor obviously we break very easily, alsan most fundamental is that strata or status of the person who becomes the speaker. For example, if it is indeed a very simple try to provide an input or just a suggestion to an official, for example, then 80% of the officials will not be able to accept it well, because sipejabat feel if science and positions him higher than the speaker.The fundamental error of an official it is, do not try first to listen and think about what had been said by the speaker before, especially the officials did not know who the identity of the speaker that was. A possibility could be that the experience and knowledge of the speaker was able to exceed the knowledge and experience of the official. Nothing in this world still may be particularly the case, although it can not be solved by common sense people in general.
Just as in the following story is indeed explains the meaning of listening to the real, which this incident experienced by a child and her mother in a house located in a modest village is quite rundown.
The talks between a mother and child occurs when the mother had been ill quite serious, Previously, this child is known as a good boy and does have a leadership that is reliable by his parents, despite having educational background is not good but the ability and if thinking skills, the child is classified into a pretty smart kid. One day the boy was carry out his work as usual activity is indeed the child was living as porters in the market. Only by working here the child can support his family, where family is left only a mother, when the child is engrossed in work, there came a neighbor who followed and informed him that the disease mother relapse and require that the child shall return and absent from routine, with a restless heart the boy asked for permission to return to his boss not absent from work on that day Meksipun he has worked for half a day, and his boss also seems to allow this child to consent on that day.
Actually, besides being porters in the market, the child also has another profession as a delivery boy fruit people's orders, before he went home he stopped into a fruit stall which is becoming a workplace side, sesampianya in a fruit stall that the children were told to order to deliver the apples to the buyer, as is usually the children were willing to take him even though the children had to go home first to see his mother's condition. Before the child was away from the stall, he had bought 2 seed apples because he wanted to taste the fruit of proficiency level.
Arriving home, the child was immediately approached her mother, who was lying limp, torn the child immediately offered water to her mother, but what his power meant the water was already exhausted and there is absolutely no drinking water in the house. With the boy's grief to his mother, and suddenly he said:
"Bu supply our drinking water was gone and nothing left"
Mother: "GPP, boy's mother is still not too thirsty"
Child: "But Mom ...!"
Mother: "It's son, you go home mother is happy., By - the way you bring what was in the plastic nak"
Child: "oh yes ma'am, I was told to deliver orders apples.!
Mother: "So that's what you pouch pocket, boy!
Son: "Oh this, bu also apples, I had bought two seeds.
Mother: oh so son, now my mother started thirsty son ,! Nak?
Child: "Yes, ma'am
Mother: "What will you do with the two apples, sesangkan our drinking water supply is already exhausted.
Son: "I would have a second bite of this apple mom!
with a little surprise, the boy's mother was disappointed with his answers, which the mother wanted another answer. Floor mother did not directly assess their own bad to her mother. then the mother asked again "
Mother: "What so alsan you for a second bite of the apple, boy?
The child's heartbeat and spread semyum silence to his mother, and the child said
Child: "My second bite this apple, the reason that I know where the apples are sweeter, and sweet apple that's what I kasihkan to the mother, because I do not want to give apples are not sweet for mom.
With tears flowing, the child's mother hugged her very tightly and without stopping to thank her, and begituga with the child repeated - again say thank you to her mother.
No comments:
Post a Comment